Kamis, 23 Desember 2010

Makalah Biokimia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantiítas yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna. Sering timbul masalah terutama dalam pemberian makanan yang tidak benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyak organ organ dan sistem tubuh anak. Foodborne diseases atau penyakit bawaan makanan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di banyak negara. Penyakit ini dianggap bukan termasuk penyakit yang serius, sehingga seringkali kurang diperhatikan.
Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi dibanding anak balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu makan, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan. Perlu ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir dengan baik dan menghindari hipoglikemi. Bila jajan harus diperhatikan kebersihan makanan supaya tidak tertular penyakit tifoid, disentri, dan lain-lain. Anak remaja putri sudah mulai haid, sehingga diperlukan tambahan zat besi.
Untuk memberikan makanan yang benar pada anak usia sekolah harus dilihat dari banyak aspek,seperti ekonomi, sosial ,budaya,agama,disamping aspek medik dari anak itu sendiri. Makanan pada anak usia sekolah harus serasi,selaras dan seimbang. Serasi artinya sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak. Selaras adalah sesuai dengan kondisi ekonomi,sosial budaya serta agama dari keluarga. Sedangkan seimbang artinya nilai gizinya harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan usia dan jenis bahan makanan seperti kabohidrat, protein dan lemak.
Karena besarnya variasi kebutuhan makanan pada masing-masing anak,maka dalam memberikan nasehat makanan pada anak tidak boleh terlalu kaku. Pemberian makanan pada anak tidak boleh dilakukan dengan kekerasan tetapi dengan persuasif dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Pemberian makan yang baik harus sesuai dengan Jumlah, Jenis dan Jadwal pada umur anak tertentu. Ketiga hal tersebut harus terpenuhi sesuai usia anak secara keseluruhan, bukan hanya mengutamakan jenis tapi melupakan jumlahnya atau sebaliknya memberikan jumlah yang cukup tapi jenisnya tidak sesuai untuk anak. Contoh, pemberian makanan jumlahnya sudah cukup banyak tapi jenis makanannya kurang mengandung nilai gizi yan baik. Pada usia sekolah sudah harus dibagi dalam jenis kelaminnya mengingat kebutuhan mereka yang berbeda. Anak laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas fisik sehingga mmerlukan kalori yang lebih banyak dibandingkan anak perempuan. Pada usia ini biasanya anak perempuan sudah mengalami masa haid sehingga memerlukan lebih banyak protein, zat besi dari usia sebelumnya.
Sarapan pagi bagi anak usia sekolah sangatlah penting, karena waktu sekolah adalah penuh aktifitas yang membutuhkan energi dan kalori yang cukup besar. Untuk sarapan pagi harus memenuhi sebanyak ¼ kalori sehari. Dengan mengkonsumsi 2 potong roti dan telur; satu porsi bubur ayam; satu gelas susu dan buah; akan mendapatkan 300 kalori. Bila tidak sempat sarapan pagi sebaiknya anak dibekali dengan makanan/snack yang berat (bergizi lengkap dan seimbang) misalnya : arem-arem, mi goreng atau roti isi daging. Makan siang biasanya menu makanannya lebih bervariasi karena waktu tidak terbatas.




1.2.        Rumusan Masalah
Gizi menjadi masalah yang penting bagi anak sekolah, karena gizi bisa mencerdaskan anak. Anak yang kekurangan gizi mudah mengantuk dan kurang bergairah yang dapat menganggu proses belajar di sekolah dan menurun prestasi belajarnya, daya pikir anak juga akan kurang, karena pertumbuhan otaknya tidak optimal. Orang tua perlu memerikan perhatian pada anak usia sekolah, karena pada umumnya mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan di luar rumah sehingga cenderung melupakan waktu makan termasuk kebiasaan makan pagi. Makan pagi yang cukup akan memenuhi kebutuhan energi selama belajar di sekolah, sekaligus mencegah penurunan kadar gula darah yang berakibat pada terganggunnya konsentrasi anak dalam menerima pelajaran di sekolah.
Pola asupan makanan yang tidak seimbang pada anak usia sekolah dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kurangnya gizi dalam tubuh. Anak usia sekolah sangat memerlukan asupan makanan yang seimbang untuk menunjang tumbuh kembangnya. Anak sekolah perlu mendapat asupan gizi yang seimbang, sehingga akan tumbuh sesuai perkembangan usianya dan ada kesesuaian antara BB/umur, TB/umur dan BB/TB. Pola asupan makanan dan pengaturan makanan untuk anak usia sekolah sangat penting dilakukan.
            Diet seimbang anak usia sekolah yang baik adalah rendah lemak, tinggi kalsium dan adekuat tapi kalorinya tidak berlebihan. Syarat pemberian makanan bagi anak antara lain :
1. memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi yang sesuai dengan umurnya;
2. susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang
3. bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan    faali anak
4. memperhatikan kebersihan perorangan/anak dan lingkungan.
Pada umumnya kebiasaan yang sering menjadi masalah adalah kebiasaan makan di kantin atau warung di sekitar sekolah dan kebiasaan makan fast food. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris disebut street food menurut FAO didefisinikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Jajanan kaki lima dapat mejawab tantangan masyarakat terhadap makanan yang murah, mudah, menarik dan bervariasi. Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan ¼ waktunya di sekolah. Sebuah penelitian di Jakarta baru-baru ini menemukan bahwa uang jajan anak sekolah rata-rata sekarang berkisar antara Rp 2000 – Rp 4000 per hari. Bahkan ada yang mencapai Rp 7000. Sekitar 5% anak-anak tersebut membawa bekal dari rumah. Mereka lebih terpapar pada makanan jajanan kaki lima dan mempunyai kemampuan untuk membeli makanan tersebut.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1.        Permasalahan Kesehatan Anak Usia Sekolah
1.    Penyakit Menular Pada Anak Sekolah:
• Penyakit yang cukup mengganggu dan berpotensi mengakibatkan keadaan
  bahaya hingga mengancam jiwa
• Sekolah adalah merupakan tempat yang paling penting sebagai sumber
  penularan penyakit infeksi pada anak sekolah.
• Penyakit menular tsb adalah: Demam Berdarah Dengue, Infeksi Tangan
  Mulut, Campak, Rubela (campak jerman), Cacar Air, Gondong dan infeksi
  mata (Konjungtivitis Virus).
2.    Penyakit Non Infeksi pada Anak Sekolah
a. Alergi Pada Anak Sekolah
b. Infeksi Parasit Cacing:
·          prevalensi penyakit cacingan sebesar 60-70%.
·                  kasus infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) sekitar 25 – 35
persen dan cacing cambuk (Trichuris trichiura) 65 - 75 persen.  Resiko
tertinggi terutama kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi
di saluran air terbuka dan sekitar rumah,  makan tanpa cuci
·                  tangan, dan bermain-main di tanah yang tercemar telur cacing tanpa alas kaki.
c. Gangguan Pertumbuhan
·         Sering disebut gagal tumbuh atau “Failure to thrive”
·         Penyebab yang paling sering adalah:
ü  ketidaknormalan pada sistem saluran cerna, diantaranya adalah malbsorbsi atau gangguan enzim pencernaan sehingga intake tidak edekuat.
ü  Infeksi: HIV,TBC, Infeksi saluran kencing
·         Penyebab yang agak jarang adalah
ü  Ketidaknormalan kromosom seperti Down syndrome dan Turner's syndrome ,
ü  Gangguan sistem organ besar (mayor) seperti jantung, ginjal, otak dan lainnya,
ü  Ketidaknormalan sistem hormon (kekurangan hormone tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan, hormone Pituitary, Diabetes, adrenal),
ü  Kerusakan otak atau susunan saraf pusat, akan menyebabkan gangguan kesulitan makan dll

2.2.        Keadaan Gizi anak Sekolah
Keadaan Gizi Anak SD :
·         30-35 % anak sekolah tumbuh di bawah baku yang ada (MITRA, Satoto, 1997)
·         23,7 % yang memiliki Hb<11,5 dan 34,2 % memiliki Hb < 12 (Purwanti, 1999).
Ciri amak sekolah dengan kekurangan gizi:
·         kurang bergairah,
·         tertinggal dalam belajar,
·         kurang gesit dalam bergaul dan
·         kurang tanggap atas lingkungan (Roedjito,1989).
·         rendah pula indeks prestasinya (Lamid, dkk. 1990)






BAB III
PENUTUP

Dengan demikian banyak hal – hal yang mesti kita perhatikan dalam meningkatkan kecerdasan anak yang berkaitan dengan asuan makanan yang mereka konsumsi setiap harinya, sehingga memenuhi standarisasi jumlah gizi yang mereka perlukan dengan:
1.    Upaya eningkatan pola makan:
·         Makanan anak sekolah perlu mendapatkan perhatian mengingat masih dalam masa pertumbuhan, maka keseimbangan gizinya harus dipertahankan supaya tetap sehat.
·         Kebutuhan kalori ditentukan berat badan, usia danbaktivitas anak.
·         Anak laki2 pada usia 10-12 tahun membutuhkan energi sekitar 200 kkal, sedangkan anak perempuan membutuhkan sekitar 1900 kkal.
·         Kebutuhan energi untuk anak 7-9 tahun membutuhkan sekitar 1800 kkal dan anak usia taman kanak2 (4-6tahun) membutuhkan sekitar 1600 kkal.
2.    Pemberian makanan tambahan.
3.    Membiasakan saran pagi.







DAFTAR PUSTAKA

Ali Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada
Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
BKKBN. 2005. Hati-hati dengan jajanan anak anda. http//www.bkkbn.go.id.
(accsested 17 Februari 2005)

0 komentar:

Posting Komentar