14 Februari 2009 umat di seluruh dunia memperingati Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang. Karena
buah dari Kasih Sayang itu – meliputi batas empati kemanusiaan yang
tidak dapat diukur dengan apapun. Hanya dengan getaran suara hati
nurani, nilai persahabatan itu dapat terwujud dan dinyatakan. Mewakili
akan hal itu, bahasa cinta mempunyai kandungan kasih yang sangat dalam.
Hari Valentine
(bahasa Inggris: Valentine’s Day), pada tanggal 14 Februari adalah
sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta
menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai
sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus.
Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya
ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum
akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.
Hari
raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang
saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk “valentines”. Simbol modern
Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar
sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi
penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara
massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS)
memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine
dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya
terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan.
Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang
membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Di
Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran
kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah,
biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga
mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai
mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan
perhiasan.
Sebuah kencan pada hari
Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat
dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya valentine itu Merupakan hari
Percintaan, bukan hanya kepada Pacar ataupun kekasih, Valentine
merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain
valentine tidak merasakan cinta.
Di
Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum
cinta platonik “Happy Valentine’s”, yang bisa diucapkan oleh pria kepada
teman wanita mereka, namun jarang kepada teman pria lainnya. Kecuali
kedua-duanya adalah kaum homoseksual.
SEJARAH VALENTINE
Perayaan Kesuburan bulan Februari
Asosiasi
pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak
dahulukala. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara
pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion,
yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di
Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan
Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan
berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para
pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada sang dewa dan
kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jejalanan kota
Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa
pun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara
sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan
dan bisa melahirkan dengan mudah.
Hari Raya Gereja
Menurut
Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus
paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang
berbeda:
* seorang pastur di Roma
* seorang uskup Interamna (modern Terni)
* seorang martir di provinsi Romawi Africa.
* seorang uskup Interamna (modern Terni)
* seorang martir di provinsi Romawi Africa.
Koneksi
antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas.
Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya
tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14
Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Ada
yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk
mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15
Februari.
Sisa-sisa kerangka yang
digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via Tibertinus dekat Roma,
diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam
sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite
Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka
oleh Paus Gregorius XVI pada 1836. Banyak wisatawan sekarang yang
berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas
diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar
tinggi. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan
kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Hari
raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian
dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang
asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun
pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Valentinius
Guru
ilmu gnostisisme yang berpengaruh Valentinius, adalah seorang calon
uskup Roma pada tahun 143. Dalam ajarannya, tempat tidur pelaminan
memiliki tempat yang utama dalam versi Cinta Kasih Kristianinya.
Penekanannya ini jauh berbeda dengan konsep … dalam agama Kristen yang
umum. Stephan A. Hoeller, seorang pakar, menyatakan pendapatnya tentang
Valentinius mengenai hal ini: “Selain sakramen permandian, penguatan,
ekaristi, imamat dan perminyakan, aliran gnosis Valentinius juga secara
prominen menekankan dua sakramen agung dan misterius yang dipanggil
“penebusan dosa” (apolytrosis) dan “tempat pelaminan” …”.
Era abad pertengahan
Catatan
pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis
adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai
bahwa 14 February adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk
kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris
Pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di
cerita Parlement of Foules (“Percakapan Burung-Burung”) bahwa
For this was sent on Seynt Valentyne’s day (“Bahwa inilah dikirim pada hari Santo Valentinus”)
Whan every foul cometh ther to choose his mate (“Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya”)
Whan every foul cometh ther to choose his mate (“Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya”)
Pada
jaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan pada
hari ini dan memanggil pasanagan mereka “Valentine” mereka. Sebuah kartu
Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari
koleksi pernaskahan British Library di London. Kemungkinan besar banyak
legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada jaman ini.
Beberapa di antaranya bercerita bahwa:
*
Sore hari sebelum santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati
syuhada), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya
kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”.
* Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka.
* Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka.
Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir.
Hari Valentine pada era modern
Hari
Valentine kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya,
negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. Di Amerika Serikat kartu
Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun
1847 oleh Esther A. Howland (1828 – 1904) dari Worcester, Massachusetts.
Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar
dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu
Valentine Inggris yang ia terima. (Semenjak tahun 2001, The Greeting
Card Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan “Esther Howland
Award for a Greeting Card Visionary.
Tradisi Hari Valentine di negara-negara non-Barat
Di
Jepang, Hari Valentine sudah muncul berkat marketing besar-besaran,
sebagai hari di mana para wanita memberi para pria yang mereka senangi
permen cokelat. Namun hal ini tidaklah dilakukan secara sukarela
melainkan menjadi sebuah kewajiban, terutama bagi mereka yang bekerja di
kantor-kantor. Mereka memberi cokelat kepada para teman kerja pria
mereka, kadangkala dengan biaya besar. Cokelat ini disebut sebagai
Giri-choko, dari kata giri (kewajiban) dan choco (cokelat). Lalu berkat
usaha marketing lebih lanjut, sebuah hari balasan, disebut “Hari
Putih”(White Day) muncul. Pada hari ini (14 Maret), pria yang sudah
mendapat cokelat pada hari Valentine diharapkan memberi sesuatu kembali.
Di
Taiwan, sebagai tambahan dari Hari Valentine dan Hari Putih, masih ada
satu hari raya lainnya yang mirip dengan kedua hari raya ini ditilik
dari fungsinya. Namanya adalah “Hari Raya Anak Perempuan” (Qi Xi). Hari
ini diadakan pada hari ke-7, bulan ke-7 menurut tarikh kalender
kamariyah Tionghoa.
Di Indonesia,
budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya
ini cenderung menjadi budaya populer dan konsumtif karena perayaan
valentine lebih banyak ditujukan sebagai ajakan pembelian barang-barang
yang terkait dengan valentine seperti kotak coklat, perhiasan dan
boneka. Pertokoan dan media (stasium TV, radio, dan majalah remaja)
terutama di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara
yang berkaitan dengan valentine.
Source : Wikipedia
0 komentar:
Posting Komentar